Blog untuk Pengajaran, Bisakah ???

Bisa, saya yakin bisa!  hehe,..  yakin banget sih!

Di millis dosen UNS, beberapa waktu lalu bergulir diskusi mengenai implementasi blog untuk pembelajaran. Jujur, saya sendiri tidak begitu detail mengikuti diskusi itu. Tapi, saya ada sedikit uneg-uneg yang bisa saya sampaikan mengenai blog dan kegiatan pembelajaran.

  1. Blog adalah sekedar tuangan pikiran sang penulis, oleh karena itu semua punya status ‘wajar’ – ‘sah-sah saja’ – ‘boleh’ untuk mempunyai blog, termasuk dosen. Tidak harus disebut dengan blog dosen, atau Dosen 2.0, toh itu kan hal biasa seseorang untuk meiliki blog.
  2. Lah orang namanya latar belakang profesinya sebagai dosen, ya wajarlah kalo kemudian sang dosen (yang memiliki blog) untuk mempergunakan blog sabagai media untuk membantu pembelajaran. Dan mohon dicatat, seorang blogger (dosen apa bukan), apalagi yang sudah masuk zona blog addicted biasanya emang yang kepikir hanya bloooog saja. Penginnya segala sesuatu di komunikasikan lewat blog. Buat anda seorang blogger, pasti tahu apa itu bahasa blogger!  😀
  3. Bagaimana dosen menggunakan blog untuk pembelajaran, ya terserah kreatifitas yang punya blog. Nggak ada aturan baku! Yang jelas tentunya tidak bisa dipergunakan untuk sincronous learning. Untuk taraf tertentu, media blog bisa dipergunakan untuk mengelola perkuliahan sebagaimana learning management system (moodle, dsb), akan tetapi semua dilakukan secara manual. Maksudnya, bentuk pemberian materi, penugasan, benar-benar jadualnya disesuaikan dengan jadual posting. Karakter blog yang memang posting dilakukan berdarkan berdasar urutan waktu, cukup pantas untuk mengelola perkuliahan. Dengan catatan: postingan yang berupa pemberian, penugasan, pengumpulan tugas, dsb., dilakukan seiring dengan waktu perkuliahan berlangsung.
  4. Alternatif lain, kewenangan pemilik blog untuk memberi grant kepada user supaya sebagai penulis, dapat dipergunakan untuk penugasan mahasiswa untuk submit tugas, jurnal tugas akhir, jurnal project, dsb. sebagai postingan di blog ybs. Dengan metode ini, blog bisa dipergunakan sebagai bagian untuk penilaian otentik. Semua tahap perkembangan belajar mahasiswa dapat diamati dari waktu ke waktu. Lebih jauh, diskusi antara dosen-mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa, juga dapat dilakukan melalui form komentar. Nice bukan .. ?!

Nah,..  oleh sebab itu! Masihkah berpikir bahwa dosen tidak pantas ngeblog???  😀

Namun demikian, ini bukan kaharusan. Tenang saja! Tidak perlu latah juga untuk terus mengobarkan kampanya bahwa dosen harus ngeblog. Saya lebih setuju berkampanye supaya dosen berusaha untuk berbicara dengan bahasa manusia!  😀

CMIIW !