Bagaimana Seharusnya Berkomunikasi dengan Mahasiswa Kita
Kadang, saya malu kalo rekan-rekan kantor saya tahu kalo kada terlalu egaliter dengan mahasiswa – SMSan, chatting, saling memberi komen di blog, dll – apalagi kalo sampai kedenger pada atasan macam Pak Dekan dan PD PD. Namun,.. itulah kenyatannya. Saya sering chatting dengan mahasiswa saya. Tidak semuanya memang, karena kebiasaan ngenet tiap-tiap mahasiswa juga berbeda-beda.
Kenapa sekarang saya begitu terang-terangan mempunyai kebiasaan itu? … hehe! Banyak alasan. Kemarin saya bilang kalo hari ini saya akan datang ke seminar Mas Romi, dan benar. Banyak inspirasi dari seminar singkat itu. Jujur,… jam 13.00 – 15.30 terlalu singkat untuk mendengar celoteh Bang Romi.
Rupanya, dia jauh lebih gaul dari saya. Bukan hanya chatt, tp dia sampai menggunakan situs-situs pertemanan untuk mendekati mahasiswa. Coba lihat saja profilnya di friendster! Dari situlah, saya semakin PD kalo kebiasaan berkomunikasi dengan mahasiswa dengan internet, adalah positif. Saya yakin,.. ‘Dosen Gaul‘ macam gini yg lebih disukai mahasiswa.
Nah,.. kembali ke cerita diri saya sendiri. Apa sajakah yg saya obrolkan dengan mahasiswa? BUANYAK! Saya banyak diskusi dan berbagi resources mengenai bisnis online dengan mereka. Saya sering belajar dari mereka. Saya seneng datang ke Glendoh, Wahyu, Irfan, dan sebagainya.
Apakah hanya itu yang saya bicarakan?
Tidak,.. tetapi saya juga masih tetep memerankan sebagai dosen bagi mereka. Memotivasi untuk kembali mengerjakan skripsi, untuk segera bimbingan, memberi konsultasi skripsi, dan sebagainya. Yah,.. saya dosen,.. mereka mahasiswa memang tidak bisa dipungkiri. Tapi, saya merasa lebih enak jika bisa akrab dengan mereka. Begitu lah … sepertinya paradigma memang sudah berubah. Saya lebih senang menjadi teman bagi mereka, menjadi kakak bagi mereka,… dan saya tetap menjadi dosen mereka! Insyaa Alloh!