Praktek Konstruksi (1)

praktek konstruksiPraktek Konsruksi, mata praktek dengan beban 2 SKS yang diajarkan pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS. Pada mata praktek ini, mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang masing-masing kelompok mendapat tugas untuk menyelesaikan sebuah perkerjaan, yaitu menghasilkan sebuah produk yang inovatif dan berdaya guna.

Karena mata praktek ini berada pada semester 7 seringkali mata praktek ini harus menjadi ‘korban’ praktek-praktek lain, dan terutama sekali adalanya PKL sehingga jadwal kegiatan mahasiswa menjadi sangat terikat dengan kegiatan mereka di SMK tempat mereka melaksanakan PKL. Selama bertahun-tahun, praktek konstruksi akhirnya menjadi korban, terbengkalai hingga semester berakhir, baru mahasiswa membuat produk (yg disepakati bersama dosen), sedangkan nilai (karena sudah ganti semester) dimasukkan dengan menggunakan kartu kuning. Padahal kalo dua kali kartu kuning sekarang langsung kartu merah lho .. !  😀

OK,… sekedar ngudoroso saja. Apakah ini yang seharusnya ada dalam sebuah mata praktek dengan judul PRAKTEK KONSTRUKSI? Mari kita renungkan pelan-pelan,…  tentunya kita tidak ingin sebuah mata kuliah dilaksanakan hanya dengan bergulir begitu saja. Kita pasti selalu berpikir, kompetensi apa yang akan diperoleh mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah ini? Pengetahuan apa yang seharusnya dipunyai oleh mahasiswa.

Mata praktek ini berada pada semester 7, setelah mahasiswa mendapatkan berbagai mata kuliah dan berbagai mata praktek. Terus,… apakah skill dan mata kuliah-mata kuliah itu akan dibiarkan begitu saja menjadi pengetahuan (skill) yang terpisah? Nah,..  mata kuliah ini seharusnya bisa mewadahi berbagai mata kuliah sebelumnya.

Orientasi dari mata kuliah ini bukan sekedar bagaimana sebuah produk itu ada (product oriented) akan tetapi juga harus dipikirkan bagaimanakah sebuah produk itu menjadi ada (process oriented).  Selama ini, hasil kerja praktek konstruksi seringkali menjadi perbincangan. Kok barangnya kayak gitu, kok mbuat itu, kok cuma ngelas saja, kok cuma ngecat saja, dsb.

Saya merasa ada hal yang harus ditata dalam mata praktek ini. Harus dipikirkan dan didefinisikan kembali apa sebenarnya kompetensi yang akan disampaikan dalam mata praktek ini. Sekali lagi, mata praktek ini berada pada semester 7. Yaitu, suatu kondisi yang pada kondisi normal, seharusnya mahasiswa telah mendapatkan hampir semua mata praktek dan mata kuliah lain, meliputi: mesin dasar & lanjut, pengelasan dasar & lanjut, kerja bangku, CAD, dsb. Dalam hal perkuliahan teori, mahasiswa juga telah mendapatkan banyak mata-mata kuliah dasar seperti mekanika, dinamika, termodinamika, ilmu bahan, metallurgy, dan sebagainya.

So,…  apa yang seharusnya ada dalam mata praktek ini?

Well,..  ini hanyalah pandangan pribadi, bukan sebagai kebenaran mutlak. Menurut saya, dalam mata praktek ini harus diajarkan bagaimanakah hubungan semua mata kuliah dan mata praktek yang telah diajarkan sebelumnya. Jadi menurut saya, Praktek Konstruksi tak ubahnya sebuah mata kuliah/praktek kapita selekta dari Kelompok Peminatan Teknik Produksi itu sendiri. Di sini mahasiswa harus diberikan suatu wawasan bagaimanakah mata-mata kuliah itu terhubung! Bagaiamankah mata-mata praktek itu terhubung! Mahasiswa harus mempunyai wawasan yang komplit, bagaimanakah ‘cerita’nya sebuah benda itu dibuat di bengkel produksi. Mulai dari adanya permintaan, hingga muncul desain yang akhirnya dibuat di bengkel sehingga menjadi sebuah produk jadi.

Untuk lebih lengkapnya, saya akan mencoba untuk membahas secara khusus. Semoga sudah bisa diposting dalam beberapa hari ke depan. ..

Sukses!

Note: Image belong to sams.ac.uk.